Profile Akademi dan Sekolah Putra Indonesia Malang
Bagi sahabat-sahabat yang ingin mendapat
PROFILE AKADEMI DAN SEKOLAH PUTRA INDONESIA MALANG dapat mengirim
email ke Amin Mutaqin - humas.pim@gmail.com.
Kami akan langsung membalas dengan mengirim PROFILE AKADEMI DAN SEKOLAH.
AKADEMI DAN SMK KIMIA INDUSTRI PUTRA INDONESIA MALANG
Jl. Barito No. 5 Malang
Telp. 0341 – 491132, 0341 – 492052, 0341 – 485411
atau kunjungi http://www.putraindonesiamalang.or.id/pendaftaran.html
=============================================================
=============================================================
Kelebihan SMK Kimia Industri
SMK Kimia Industri adalah termasuk sekolah unggulan yang menciptakan orang orang terbaik didunia kerja serta dengan peluang kerja lebih luas dan sangat dibutuhkan. Seperti yang kita ketahui bahwa yang namanya sekolah SMK merupakan sekolah yang dikhususkan untuk mencetak siswa siswa untuk handal di dunia kerja pada bidang tertentu contohnya SMK Kimia Industri. Jadi SMK bisa di bilang lebih unggul dibandingkan SMA dalam hal memiliki keterampilan.
SMK Kimia Industri merupakan sekolah dengan Jurusan yang masih sedikit pesaingnya ketika akan masuk di dunia kerja. Seseorang yang memiliki keterampilan dibidang farmasi tentu akan banyak dibutuhkan baik di Dunia Industri, Dunia Usaha maupun Instansi Pemerintah. Seperti yang kita ketahui bahwa Keterampilan sangat penting dimiliki oleh seseorang ketika ia akan memulai terjun di dunia kerja, sebagai contoh di belahan dunia manapun ketika seseorang melamar pekerjaan pasti di tanya ”Anda punya Keterampilan Apa?” atau ”Anda punya Keahlian Apa?” , Nah ketika mereka menjawab belum mempunyai keterampilan, tentu peluang diterima tidak ada.
Bagi lulusan SMP mulai dari sekarang tentukan kedepan ingin segera dapat pekerjaan atau tidak, untuk yang ingin segera bekerja pilihan terbaik adalah melanjutkan ke SMK. Namun jangan salah, SMK juga bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi yaitu Peperguruan Tinggi atau Akademi dengan dibekali kualitas keterampilan yang lebih berpengalaman daripada lulusan SMA. Untuk Jurusan yang masih sedikit pesaingnya didunia kerja dan memiliki lapangan kerja yang masih luas adalah farmasi dan anda bisa melanjutkan ke
SMK Kimia Industri.
Dalam pemilihan jurusan apabila salah memilih dan hanya ikut ikutan teman apalagi ternyata jurusan tersebut sudah menjamur di masyarakat sehingga peluang kerja kedepannya sangat sempit tentu akan menyesal di akhir. Salah satu jurusan yang paling direkomendasikan untuk bisa meraih sukses setelah lulus adalah jurusan farmasi dengan bersekolah di
SMK Kimia Industri.
Untuk
SMK Kimia Industri tentunya bertujuan mencetak siswa yang siap kerja dan memiliki kompetisi yang unggul dibidang Farmasi yang memiliki kesempatan kerja lebih luas.
Sukses Bukan Hanya Di Pendidikan Sukses di Dunia Kerja Juga Penting Sekali, Jadi setelah lulus SMP ayo lanjutkan ke sekolah SMK (
SMK Kimia Industri) untuk segera meraih kesuksesan Hidup.
=============================================================
=============================================================
Putra Indonesia Malang Dengan Kurikulum Yang Membuat Sukses
Untuk memperlancar proses belajar mengajar dapat berjalan dan berhasil baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka Akademi dan SMK Putra Indonesia Malang menciptakan suatu kurikulum melalui konsep kegiatan pengaturan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan atau evaluasi. Dengan Kata lain kurikulum harus mencakup standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar evaluasi.
Kurikulum di PIM adalah kurikulum yang unggul dan berkarakter yakni mampu menggabungkan antara teori dan aplikasi serta berkarakter kuat sesuai harapan masyarakat maupun dunia kerja ketika lulus nanti . Oleh karena itu Akademi dan SMK Putra Indonesia Malang dalam mencetak siswa/mahasiswa yang berkompeten telah mendesain kurikulum sedemikian rupa sehingga kompetensi lulusan sesuai dengan harapan masyarakat dan tuntutan dunia kerja.
Kurikulum pendidikan yang di terapkan di Akademi AKFAR dan AKAFARMA serta SMK Kimia Industri Putra Indonesia Malang adalah Kurikulum berkarakter dan berbasis kompetensi. Kompetensi tersebut terdiri dari kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan yang menjadi satu kesatuan sehingga dapat mengembangkan potensi diri dari setiap mahasiswa baik dari sisi keilmuan,ketrampilan maupun attitude juga dengan tidak hanya membangun konsep menurut cara pandang kognitif, tetapi belajar adalah memperoleh informasi melalui pengalaman dilapangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi atau KBK adalah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas dan standar performansi tertentu dalam kegiatan pembelajaran (berlajar-mengajar) dalam mengembangkan sumber daya pendidikan, yang dapat membentuk peserta didik berkembang sebagai individu sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Kurikulumnya dikemas dengan cara menyenangtkan (joyfull learning), tidak menakutkan, siswa belajar dengan cara berkelompok, guru lebih mengamati aktivitas siswa terhadap ide atau gagasanya, sumber belajar berasal dari realita yang ada di sekitar siswa, guru berperan sebagai fasilitator dan mediator dan memperdayakan sarana pembelajaran agar dapat dijadikan sarana untuk mengoptimalkan pengetahuan dan pemahaman siswa.
Dengan Kurikulum yang baik ini mampu menyeimbangkan aspek akademik dan karakter sehingga mampu mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan menyenangkan. Selanjutnya pengembangannya ialah melalui kegiatan magang misalnya prakerin, PKL, dan sebagainya serta melalui masukan-masukan dari pihak industri yang akan diketahui setelah peserta didik magang.
Perencanaan kurikulum Akademi AKFAR dan AKAFARMA serta SMK Kimia Industri Putra Indonesia Malang selalu disesuaikan dan dilakukan sesuai dengan kebutuhan sekarang dan akan datang agar terus menjadi baik. Untuk Dunia kerja Kebutuhan tersebut akan diketahui dari masukan dan saran dari pihak industri, maka dengan begini ketika lulus, siswa/mahasiswa siap bekerja sesuai yang dibutuhkan pasar begitupun ketika akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan bekal karakter yang kuat.
=============================================================
=============================================================
Prospek Hebat Lulusan Kimia Industri
Pembangunan industri adalah salah satu tujuan yang telah dicanangkan oleh pemerintah sehingga tentu saja mendapat dukungan penuh. Oleh karena itu diperlukan penguasaan teknologi oleh para generasi muda dalam melaksanakan tujuan ini untuk menyongsong era globalisasi mendatang. Salah satu bidang industri yang terbesar adalah Industri Kimia, sehingga memerlukan tenaga tenaga lulusan Kimia Industri yang ahli, terampil dalam menguasai Tehnik Kimia untuk mendukung dalam pengembangan dan penguasaan teknologinya.
Jurusan Kimia Industri adalah jurusan yang dari sekarang dan masa depan selalu memberikan peluang besar di dunia kerja, ini terbukti perusahaan perusahaan dalam lowongannya kerap membuka kesempatan yang seluas luasnya bagi para lulusan Kimia Industri. Terlebih, Indonesia adalah Negara berkembang dengan sumber daya melimpah sehingga menjadi sentra industri yang sangat menarik para penanam modal.
Bagi lulusan yang memilih jurusan Kimia Industri umumnya bekerja di bidang industri yang berkaitan dengan teknik kimia, lingkungan, pegawai negeri sipil, dan tenaga pendidik, tetapi pada dasarnya bisa juga bekerja di bidang mana pun seperti di perbankan, kepolisian, konsultan, dan jasa.
Peranan Kimia dalam bidang industri banyak sekali diantaranya dalam Industri Petrokimia yang mengolah bahan berasal dari Fraksi minyak bumi seperti Etilen dan Propilen, Industri cat dalam proses pencampuran zat zat sehingga didapat komposisi yang tepat, Industri makanan, Industri minyak bumi dan lain sebagainya.
Jadi Kimia adalah sangat luas pengaplikasiannya mulai dari yang sederhana sampai yang rumit dan semua industri memerlukannya. Maka sangat tepat jika lulusan SMP melanjutkan ke SMK di Kimia Industri karena banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga terampil lulusan teknik kimia, namun ketersediaan alumni jurusan ini masih terbatas, hal ini terungkap dari salah satu pernyataan Human Reshources Management (HRM) PT Kedawung Setia Industrial tbk, Khomisatun M.S.Psi kepada Malang Post, “Mencari lulusan Kimia Industri memang sulit sekali, saya beruntung bisa menemukan PIM ini. Dan semoga bisa melakukan rekrutmen lagi tahun mendatang.”
=============================================================
=============================================================
Tips Memilih Jurusan dan Sekolah Agar Sukses
Menempuh pendidikan harus ada yang bisa dipetik dan harus menjadi
pribadi yang siap berfungsi dan bermanfaat baik untuk Pribadi, Keluarga
serta Masyarakat.
Pertimbangkan Dengan Matang Dalam Memilih Sekolah :
2. Proses Belajar Mengajar Terarah & Tepat
==>
http://bit.ly/1tCstIW
3. Pengajar Yang Handal dan Berpengalaman
==>
http://bit.ly/1xJbvzC
4. Kurikulum Yang Baik
==>
http://bit.ly/1zNCncH
DEMI MASA DEPAN YANG CERAH...
=============================================================
=============================================================
Siswa Putra Indonesia Malang Jadi Incaran Industri
Mengapa banyak perusahaan atau industri mengincar lulusan yang bersekolah di Putra Indonesia Malang? Menurut salah satu Recruitment and Assessment Head salah satu Industri menyatakan bahwa pihaknya memilih PIM karena melihat kurikulumnya sesuai dengan kebutuhan, jadi dari pernyataan ini mengindikasikan bahwa lulusan PIM sesuai dengan apa yang dibutuhkan dunia kerja tentunya dengan bidang yang dipelajari.
Oleh karena itu lulusan PIM akan cepat merebut peluang pekerjaan, ini menjadi poin utama orang memilih bersekolah di Putra Indonesia Malang.
Di Putra Indonesia Malang jangan diragukan lagi dalam hal mencetak lulusan lulusan yang handal. Kampus dengan bursa kerja dan penempatan kerja tercepat mendapatkan pembelajaran yang lebih aplikatif, lebih banyak pratikum nya, sehingga kualitas lulusan terbiasa dengan pekerjaan selain itu juga dibekali dengan sangat baik jika ingin melanjutkan studi Selanjutnya.
Kurikulum yang up to date (Selalu disempurnakan dengan perkembangan dunia kerja dan Pendidikan), Dosen profesional dan terlatih, Memiliki Enterpreneur Center dan bekerjasama dengan perusahaan.
Banyak perusahaan perusahaan yang telah mengincar para lulusan Putra Indonesia Malang, Buktinya salah satu perusahaan yang cukup besar pada tanggal Tanggal 7 - 8 Januari 2015 SMK Putra Indonesia Malang bekerja sama dengan PT Propan Raya dalam mengadakan Rekruitment Kerja. Kegiatan ini juga ada beritanya pada Koran "MALANG POS" halaman 7 Pada tanggal 10 Januari 2015.
Proses perekruitan ini dilakukan sebelum siswa kelas 12 melaksakan UAN dengan kata lain Sebelum Kerjapun sudah di butuhkan perusahaan. Bukan hanya perekruitan kerja saja, PT Propan raya juga memberikan Bea Siswa Kepada Peserta Kelas 11 SMK Kimia Industri Putra Indonesia Malang. Untuk Melihat Foto Foto pada saat PT Propan Raya mengadakan recruitmen siswa siswa PIM yang bisa dilihat
DISINI.
Klik Gambar Untuk Melihat Lebih Besar dan Membaca Beritanya
=============================================================
=============================================================
Baru bikin Page ini nih, sedikit pemanasan ya… Siapa tau Jurusan
Farmasi? Gmn Prospeknya? Ok saya ulas hal paling dasar ya.. terlalu simple
mungkin
Jurusan Farmasi di tambah lagi
dengan Analis Makanan memang masih
kurang popular kali di masyarakat awam ya, apalagi orang desa… Hehe.. Maaf
bukan maksud ngledek ya tpi memang Jurusan Farmasi Tidak setenar Profesi Guru, Dokter,
Sopir..Pilot..dlll
Lebih gampannya bahwa Jurusan Farmasi itu mempelajari hal-hal tentang obat, ya
mulai dari pembuatannya, indikasi atau efek sampingnya, tata cara
penggunaannya. Trus Gimana dgn prospeknya dalam dunia pekerjaan?
Oke oke kalo tdk sabar langsung
saja…banyak kok pekerjaan yang membutuhkan lulusan Jurusan Farmasi :
Jurusan Farmasi di pemerintahan misalnya di Dinas kesehatan
sampai Departemen Kesehatan bisayanya ditaruh dibagian pengamat obat obatan..
Sudah deh pokoknya Sudah jelas
Prospek Kerja di Jurusan Farmasi sangat
menjanjikan, belum lagi di dunia industri dan dunia usaha banyak sekali yang
membutuhkan, terlebih banyak kekurangan tenaga sementara lulusannnya dikit dan
sarana prasarana juga permasalahan kian meningkat saja.
Pokoknya jangan bingung dan ragu dengan jurusan farmasi,
banyak lowongan pekerjaan yang membutuhkan tenaga farmasi karena ini sebuah
pilihan yang menjanjikan. Bagi yang sudah sekolah di Jurusan Farmasi jangan
patah semangat ya…masa depan yang cerah sedang menunggu para lulusan Jurusan
Farmasi asal jangan malas saja… :-)
Ditulis Oleh Mutaqin A.
Untuk lapangan pekerjaan di bidang
farmasi cukup luas seperti industri farmasi, apotek, rumah sakit,
puskemas, instansi pemerintah (BPOM, dinkes, LIPI, BPPT), distributor
obat (pedagang besar farmasi), staff pengajar farmasi, pusat penelitian
dll.
Berikut penjelasan secara singkat beberapa sektor/lapangan pekerjaan bagi pharmacist:
Industri
Penelitian dan Pengembangan
Research and Development (R&D) atau penelitian dan pengembangan adalah kunci untuk masa depan industri farmasi. Kegiatannya meliputi pengembangan obat (sintesis dan pembuatan),
formulasi, uji klinis dan evaluasi lain dari awal sampai akhir yang terkait erat dengan fungsi jaminan regulasi dan kualitas.
Manufaktur
Industri farmasi merupakan lingkungan yang kompleks, tetapi
dengan tujuan keseluruhan untuk menemukan, mengembangkan dan memasarkan obat-obatan yang
aman dan berkhasiat, serta menuntut standar tinggi dan
kualitas. Peran apoteker terutama di bagian produksi dan quality.
Pemasaran
Kepribadian dengan kemampuan
komunikasi yang baik dapat memilih untuk pekerjaan ini. Perusahaan-perusahaan lebih memilih lulusan farmasi
untuk pekerjaan ini, karena mereka memiliki pengetahuan yang baik
tentang molekul obat, efek terapi mereka dan interaksi obat-obat.
Apotek
Sektor ini tetap menjadi bagian terbesar untuk lapangan kerja bagi apoteker oleh karena itu sektor
ini cepat berkembang.
Sektor Kesehatan
Obat
menjadi aspek penting dari perawatan pasien, telah ada penekanan pada
pengetahuan dan keterampilan apoteker untuk menyarankan obat yang tepat.
Faktor ini mendorong permintaan untuk apoteker yang terlatih dalam
jumlah yang memadai di rumah sakit.
Regulasi
Bagian regulasi ini pada umumnya mengawasi dokumen peraturan seperti persetujuan
izin percobaan klinis dan izin pemasaran
A. Pelayanan kefarmasian berorientasi pasien
Dengan
banyak ditemukannya masalah yang berkaitan dengan obat dan
penggunaannya, semakin meningkatnya keadaan sosio-ekonomi dan tingkat
pendidikan masyarakat, serta adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan
kefarmasian yang berkualitas baik di rumah sakit maupun di komunitas,
maka diperlukan pelayanan farmasi klinik yang berorientasi pada pasien.
Istilah farmasi klinik didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang
berfokus dalam meningkatkan kerasionalan obat yaitu pengobatan yang
efektif, aman, dengan biaya terjangkau, yang berbasiskan pharmaceutical care.
Pharmaceutical Care
atau asuhan kefarmasian adalah suatu bentuk layanan langsung farmasis
kepada pasien dalam menetapkan, menerapkan dan memantau penggunaan obat
agar menghasilkan outcome terapi yang diharapkan. Melalui
penerapan asuhan kefarmasian diharapkan masyarakat yang mengkonsumsi
obat mendapat jaminan atas keamanannya. Pelayanan ini memerlukan
hubungan profesional yang erat antara apoteker, pasien, dokter, perawat
dan pihak lain yang terlibat.
B. Tugas farmasis di komunitas
Sebagai tenaga profesional seorang
farmasis hendaknya berperan aktif dalam mendukung upaya pemerintah untuk
menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri. Tugas
farmasis di komunitas adalah:
- Menjelaskan obat-obat yang digunakan, indikasi, cara penggunaan, dosis, dan waktu penggunaannya
- Memberi informasi kepada pasien tentang penyakitnya dan perubahan pola hidup yang harus dijalani
- Memonitor kemungkinan terjadinya efek samping obat
- Memberikan edukasi kepada pasien untuk mempercepat proses penyembuhan, mencegah bertambah parah atau mencegah kambuhnya penyakit
- Memberi penyuluhan kepada masyarakat
- Membuat bulletin, leaflet, poster dan iklan layanan masyarakat seputar obat
C. Tugas farmasis di rumah sakit
Penyelenggaraan pelayanan farmasi klinik
di rumah sakit didasarkan pada SK Menkes No.1197/MenKes/SK/X/2004
tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Berdasarkan SK
tersebut, tugas farmasis pada pelayanan farmasi klinik antara lain: (1)
melakukan konseling, (2) monitoring efek samping obat, (3) pencampuran
obat suntik secara aseptis, (4) menganalisis efektifitas biaya, (5)
penentuan kadar obat dalam darah, (6) pelayanan obat sitostatika, (7)
penyiapan nutrisi parenteral total, (8) pemantauan penggunaan obat, (9)
pengkajian penggunaan obat, dan keikutsertaan dalam penyusunan dan
pengelolaan formularium rumah sakit, (10) serta sebagai penyedia
informasi dan rekomendasi obat bagi klinisi.
Namun saat ini sebagian besar rumah sakit
di Indonesia tampaknya belum melaksanakan pelayanan seperti diatas
disebabkan kendala dari farmasis sendiri maupun kebijakan manajemen
rumah sakit yang kurang mendukung.
Kendala dari farmasis antara lain:
1. Kurangnya pengetahuan teknis
Harus diakui bahwa saat ini pengetahuan
dan ketrampilan farmasis dalam bidang farmasi klinik masih kurang
memadai, salah satu penyebabnya adalah kurang relevannya kurikulum
dengan kebutuhan kompetensi
2. Kurangnya kemampuan berkomunikasi
Sebagian besar profesi farmasi tidak
pernah dilatih bagaimana berkomunikasi yang baik khususnya dengan
dokter, perawat dan pasien. Padahal interaksi farmasis dengan pasien,
dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya sangat penting untuk
mencapai kesembuhan pasien.
3. Kurangnya motivasi dan keinginan untuk berubah
Masih banyak persepsi pribadi yang menganggap bahwa dirinya(farmasis) bukan sebagai seorang profesional
melainkan hanya “sekedar pekerja”. Selain itu adanya kekhawatiran
apabila bergeser dari orientasi produk menjadi orientasi lebih ke
pasien, maka akan kehilangan “keamanan dan kenyamannya”. Oleh sebab itu
mereka lebih senang tetap berada di instalasi farmasi daripada di
bangsal.
4. Kurang percaya diri
Merasa kurangnya kesiapan bekal
pengetahuan dan pengalaman membuat farmasis menjadi kurang percaya diri.
Hal ini tidak lepas dari kurikulum pendidikan farmasi yang membuat
mereka bersifat pasif.
D. Kompetensi farmasi klinik
Di era paradigma patient oriented,
mengharuskan setiap farmasis meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya dalam proses pelayanan kesehatan, memahami penyakit dan
terapinya dengan memperhatikan kondisi pasien secara individual, mampu
mengidentifikasi dan menatalaksana problem kesehatan yang terkait dengan
penggunaan obat (drug related problem), dan mampu bekerjasama
dengan tenaga profesional kesehatan lainnya yang terlibat langsung dalam
perawatan penderita. Oleh karena itu di awal tahun 2000-an mulai
dilakukan perubahan kurikulum pendidikan farmasi yang mengarah pada
kompetensi farmasi klinik. Kompetensi yang harus dimiliki farmasis agar
dapat berperan aktif dalam pelayanan pasien:
- Pemahaman patofisiologi
- Penguasaan farmakologi (farmakokinetik-farmakodinamik obat)
- Penguasaan farmakoterapi
- Kemampuan mengenali reaksi obat tidak dikehendaki (efek samping obat)
- Kemampuan mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan permasalahan interaksi obat
- Mampu merekomendasi pengaturan dosis
- Kemampuan membuat keputusan tentang formulasi dan stabilitas sediaan
- Kemampuan menggunakan dan mengelola catatan kasus pasien
- Kemampuan menginterpretasikan hasil laboratorium
10. Trampil mencari sumber informasi/literatur medis
11. Mampu mengkomunikasikan informasi
secara efektif baik lisan maupun tertulis kepada pasien/keluarga pasien
dan profesi kesehatan lainnya
Aplikasi pelayanan farmasi klinik tidak
hanya di rumah sakit, tapi harus dipraktekkan di semua fasilitas
pelayanan kefarmasian dimana terjadi penggunaan obat yaitu di apotek,
puskesmas, klinik, toko obat dan praktek bersama.
Dalam melaksanakan
praktek kefarmasian, farmasis dapat dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian.
Menurut PP no 51 th 2009, yang dimaksud tenaga teknis kefarmasian
adalah tenaga yang membantu apoteker (farmasis) dalam menjalankan
pekerjaan kefarmasian, terdiri dari Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi,
dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.
Peraturan tersebut
menyatakan bahwa farmasis bersama dengan tenaga teknis kefarmasian
disebut sebagai tenaga kefarmasian yang memiliki wewenang dan tanggungjawab memberikan pelayanan kefarmasian.
Konsekuensi dari paradigma patient oriented,
tenaga kefarmasian dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan agar mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lain
secara aktif, berinteraksi langsung dengan pasien di samping menerapkan
keilmuannya di bidang farmasi.
Oleh karena itu tenaga kefarmasian harus
terus belajar, meng-upgrade keilmuan dan ketrampilannya, sehingga pengetahuan mereka akan selalu up-to-date
dan relevan sesuai dengan kebutuhan serta tuntutan masyarakat.
Yang
tidak kalah penting adalah tenaga farmasi harus berteguh hati untuk mau
berubah, mau bekerja keras, bersikap terbuka dan ramah, serta bisa
bekerjasama dengan sejawat kesehatan lainnya.
Penulis :
Endang Susilowati S.Si, M.Farm-Klin, Apt. (Dosen Akfar-Akafarma Putra Indonesia Malang)
Sumber:
- Aslam M dkk, 2003, Clinical Pharmacy : Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien
- Hartini YS, Sulasmono, 2010, Praktik Kefarmasian: Ulasan Peraturan Tentang Bidang Pekerjaan Apoteker
- SK Menkes No.1197/MenKes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
Farmasi klinik merupakan ilmu kefarmasian yang relatif baru berkembang di Indonesia. Istilah farmasi klinik mulai muncul pada tahun 1960-an di Amerika, yaitu suatu disiplin ilmu farmasi yang menekankan fungsi farmasis untuk memberikan asuhan kefarmasian (pharmaceutical care) kepada pasien, bertujuan untuk meningkatkan outcome pengobatan.
Secara filosofis, tujuan farmasi klinik adalah untuk memaksimalkan efek terapi, meminimalkan risiko, meminimalkan biaya pengobatan, serta menghormati pilihan pasien. Saat ini, disiplin ilmu tersebut semakin dibutuhkan dengan adanya paradigma baru tentang layanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien.
Tenaga farmasi yang bekerja di rumah sakit dan komunitas (apotek, puskesmas, klinik, balai pengobatan dan dimanapun terjadi peresepan ataupun penggunaan obat), harus memiliki kompetensi yang dapat mendukung pelayanan farmasi klinik yang berkualitas. Hal ini berdampak pada perubahan kurikulum pendidikan farmasi di hampir semua negara termasuk Indonesia, untuk menyesuaikan dengan kebutuhan akan kompetensi tersebut.
A. Sejarah perkembangan farmasi klinik
Istilah farmasi klinik pertama kali muncul di Amerika sekitar tahun 1960. Disiplin ilmu ini muncul berawal dari ketidakpuasan masyarakat terhadap praktek pelayanan kesehatan. Agar lebih jelas berikut ini diuraikan perkembangan profesi kefarmasian yang telah mengalami beberapa kali perubahan, dibagi menjadi 3 periode yaitu:
1) Periode tradisional (sebelum tahun 60- an)
Dalam periode ini fungsi farmasis adalah menyediakan, membuat/meracik, dan mendistribusikan produk berkhasiat obat. Tenaga farmasi sangat dibutuhkan di apotek sebagai peracik obat. Periode ini mulai mulai goyah saat terjadi revolusi industri dimana terjadi perkembangan pesat di bidang industri tidak terkecuali industri farmasi. Ketika itu sediaan obat jadi dibuat oleh industri farmasi dalam jumlah besar-besaran.
Dengan beralihnya sebagian besar pembuatan obat oleh industri maka fungsi dan tugas farmasis berubah. Dalam pelayanan resep dokter, farmasis tidak lagi banyak berperan pada peracikan obat karena obat yang tertulis di resep sudah bentuk obat jadi yang tinggal diserahkan kepada pasien. Dengan demikian peran profesi kefarmasian makin menyempit.
2)Tahap transisional ( 1960-1970 )
Pada periode ini terjadi banyak perkembangan antara lain: ilmu kedokteran cenderung semakin spesialistis serta ditemukannya obat-obat baru yang lebih efektif. Seiring dengan semakin pesatnya jumlah obat, semakin meningkat pula permasalahn yang timbul terkait penggunaan obat yaitu munculnya masalah kesehatan akibat efek samping obat, interaksi antar obat, teratogenesis dll.
Selain itu biaya kesehatan semakin meningkat akibat penggunaan teknologi canggih di bidang kesehatan yang sangat mahal, meningkatnya permintaan pelayanan kesehatan secara kualitatif maupun kuantitatif, disertai dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat untuk pelayanan medis dan farmasi yang bermutu tinggi.
Kecenderungan tersebut mengakibatkan adanya suatu kebutuhan yang meningkat terhadap tenaga profesional yang memiliki pengetahuan komprehensif mengenai pengobatan yang tidak lain adalah farmasis (apoteker). Akibat situasi tersebut akhirnya muncullah istilah pelayanan farmasi klinik.
3)Periode “Masa Kini” (dimulai tahun 1970)
Pada periode ini mulai terjadi pergeseran paradigma yang semula pelayanan farmasi berorientasi pada produk, beralih ke pelayanan farmasi yang berorientasi lebih pada pasien. Farmasis ditekankan pada kemampuan memberian pelayanan pengobatan rasional.
Terjadi perubahan yang mencolok pada praktek kefarmasian khususnya di rumah sakit, yaitu dengan ikut sertanya tenaga farmasi di bangsal dan terlibat langsung dalam pengobatan pasien. Karakteristik pelayanan farmasi klinik di rumah sakit adalah :
- Berorientasi kepada pasien
- Terlibat langsung di ruang perawatan di rumah sakit (bangsal)
- Bersifat pasif, dengan melakukan intervensi setelah pengobatan dimulai dan memberi informasi bila diperlukan
- Bersifat aktif, dengan memberi masukan kepada dokter sebelum pengobatan dimulai, atau menerbitkan buletin informasi obat atau pengobatan
- Bertanggung jawab atas semua saran atau tindakan yang dilakukan
- Menjadi mitra dan pendamping dokter.
Dalam sistem pelayanan kesehatan pada konteks farmasi klinik, farmasis adalah ahli pengobatan dalam terapi. Mereka bertugas melakukan evalusi pengobatan dan memberikan rekomendasi pengobatan, baik kepada pasien maupun tenaga kesehatan lain. Farmasis merupakan sumber utama informasi ilmiah terkait dengan penggunaan obat yang aman, tepat dan cost effective.
B. Farmasi Klinik di Indonesia
Di Indonesia, praktek pelayanan farmasi klinik baru berkembang pada tahun 2000- an, dimulai dengan adanya beberapa farmasis yang belajar farmasi klinik di berbagai institusi pendidikan di luar negeri. Seperti halnya di luar negeri, konsep pelayanan farmasi klinik tidak dengan mudah diterima oleh tenaga kesehatan lain di rumah sakit.
Masih dianggap ganjil jika farmasis yang semula berfungsi menyiapkan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit kemudian ikut masuk ke bangsal perawatan dan memantau perkembangan pengobatan pasien. Apalagi bila ikut memberikan rekomendasi pengobatan, seperti yang sekarang lazim dilakukan di negara maju seperti Amerika, Australia, dan Inggris.
Dari farmasis sendiri, selama ini terkesan kurang yakin atau kurang percaya diri untuk bisa memainkan peran dalam pengobatan. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh sejarah kurikulum pendidikan farmasi dengan muatan sains yang masih cukup besar (sebelum tahun 2001), sementara pendidikan ke arah klinik masih sangat terbatas, Hal ini menyebabkan farmasis merasa gamang bicara tentang penyakit dan pengobatan.
Perkembangan farmasi klinik di Indonesia mulai mendapat angin segar pada tahun 2001, ketika terjadi restrukturisasi pada Departemen Kesehatan di mana waktu itu dibentuk Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dengan Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik di bawahnya.
Badan tersebut mengakomodasi pekerjaan kefarmasian sebagai salah satu pelayanan kesehatan utama, tidak sekedar sebagai penunjang. Peran dan fungsi tenaga farmasi pada praktek kefarmasian semakin jelas dengan dikeluarkannya Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 sebagai pengganti UUK No. 23 tahun 1992, serta dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian.
Selanjutnya apa saja sebenarnya kegiatan pelayanan farmasi klinik, serta apa peran dan tugas serta kompetensi yang harus dimilki oleh Ahli Madya Farmasi pada pelayanan farmasi klinik? Uraiannya akan dibahas pada tulisan berikutnya.
Penulis: Endang Susilowati S.Si,M.Farm-Klin,Apt. (Dosen Akfar Putra Indonesia Malang)
Sumber Pustaka :
Aslam M dkk, 2003, Clinical Pharmacy : Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien
Ikawati Z, 2010, Pelayanan Farmasi Kinik pada Era Genomik: Sebuah Tantangan danPeluang, Disampaikan pada Pengukuhan Guru Besar.
Farmasi juga termasuk dari bidang kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat.
Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisionalseperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien(patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat.
Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi. Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta seperti badan pengawas obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri obat tradisional, apotek, dan di berbagai sarana kesehatan
Keunggulan jurusan farmasi dari jurusan yang lain adalah :
Jurusan farmasi mempelajari berbagai sediaan obat dan zat aktif yang terkandung di dalamnya. Kebanyakan orang hanya mengetahui merk obatnya saja tanpa mengetahui zat yang berkhasiat dalam obat tersebut. Dengan kompetensi ini, seorang farmasis dapat lebih leluasa memilih obat yang sesuai.
Disamping mempelajari zat kimia sintetis yang berkhasiat obat, jurusan farmasi juga mempelajari bagian-bagian hewan dan tumbuhan yang mengandung zat-zat yang berkhasiat obat.
Bidang farmasi dan kedokteran bekerja sama dalam memberikan terapi untuk berbagai macam penyakit. Pada dasarnya tugas seorang dokter adalah mendiagnosis penyakit sementara kewenangan untuk memutuskan obat dan terapi apa yang akan diberikan sebagai penanganan penyakit serta pengawasan efektivitas terapi tersebut berada di tangan seorang farmasis (apoteker).
Dengan pengetahuan kefarmasian, racun-racun kimia yang ada dapat diatur sehingga dapat memberikan efek terapi yang efektif.
Secara kasat mata, bidang farmasi dan teknik kimia memang tampak serupa namun bidang farmasi lebih terspesialisasi memproduksi bentuk sediaan obat sebagai hasil riil.
Lapangan kerja bagi lulusan farmasi cukup luas mulai dari apotek, bagian kefarmasian rumah sakit maupun puskesmas dan klinik, peneliti Badan dan Balai POM, wirausaha mandiri, perusahaan industri (makanan, obat, kosmetik, dll), dan tenaga pengajar (dosen).